Metode dressmaking adalah salah satu metode membuat pola dasar baju yang populer di dunia jahit menjahit. Metode dressmaking menjadi salah satu metode pembuatan pola yang populer di Jepang selain metode So-En. Adapun metode dressmaking berasal dari Jogakuin atau yang sekarang dikenal sebagai sekolah fashion Dressmaker Gakuin.
Baca juga: Pola Dasar Rok Metode So-En dan Mayneke, Lengkap Dengan Ukurannya
Ciri Khas Metode Dressmaking
Seperti halnya metode pembuatan pola baju lainnya, metode dressmaking memiliki ciri khas. Metode ini dapat dikenali dari adanya dua lipit kupnat di bagian sisi. Karena itu pula, metode dressmaking sangat sesuai digunakan membuat pola pakaian yang nantinya dikenakan oleh orang yang bertubuh kurus dan juga sedang. Lipit kupnatnya bisa diposisikan di mana saja sesuai dengan kebutuhan.
Metode pembuatan pola dressmaking ini sangat cocok untuk membuat blouse dalam berbagai ukuran, model blouse sack yang longgar dan juga model baju dengan sisi-sisi yang lurus. Namun perlu diperhatikan, metode ini kurang cocok digunakan untuk membuat pola-pola yang nantinya dikenakan orang yang memiliki payudara besar. Penyebabnya, ruang untuk payudara terbilang kurang sehingga busana jadi kurang nyaman dikenakan maupun dilihat.
Baca juga: Cara Mengukur Badan untuk Keperluan Menjahit Pakaian
Ukuran Badan untuk Pola Baju Wanita Metode Dressmaking
Untuk membuat pola dasar baju wanita dengan metode dressmaking, pertama-tama siapkan ukuran-ukuran yang nantinya diperlukan. Berikut ini daftar ukuran yang diperlukan dan contoh hasil pengukurannya.
1. Lingkar badan, 84cm
2. Lingkar pinggang, 64cm
3. Lingkar leher, 36cm
4. Lebar dada, 33cm
5. Tinggi dada, 18,5cm
6. Jarak payudara, 18cm
7. Lebar bahu, 12cm
8. Lebar punggung, 35cm
9. Panjang punggung, 37cm
Membuat Pola Dasar Baju Metode Dressmaking
Jika ukuran-ukuran sudah diperoleh, selanjutnya ikuti panduan berikut ini untuk membuat pola dasar dengan metode dressmaking.
Pola Dasar Dressmaking Bagian Depan
A – F = 1/6 lingkar leher + ½ cm = (36cm : 6) + ½ cm = 6 ½ cm
A – C = 1/6 lingkar leher + 2cm = (36cm : 6) +2cm = 8cm
F – C = kerung leher depan
A – B = panjang punggung + 1 ½ cm = 37cm + 1 ½ cm = 38 ½ cm
A – D = panjang punggung + 1 ½ cm = (37cm : 2) + 1 ½ cm = 20cm
C – H = ½ C – D
F – G = lebar bahu = 12cm
G – J = turun 3 ½ cm
F – J = lebar bahu = 12cm
H – I = ½ lebar dada = 33cm : 2 = 16 ½ cm
D – E = ½ lingkar badan + 1cm = (84cm : 4) + 1cm = 22cm
J – I – E = kerung lengan depan
B – B1 = turun 3cm
B1 – N = ¼ lingkar pinggang + 1cm + kupnat = (64cm : 4) + 1cm + 3cm = 20cm
P – C = tinggi dada = 18 ½ cm
P – Q = ½ jarak payudara = 18cm : 2 = 9cm
B1 – S = P – Q
S – U = S – U1 = 3cm : 2 = 1 ½ cm
E – T = turun +/- 9cm
(E – T) + (N – V) = ½ panjang punggung = 37cm : 2 = 18 ½ cm
foto: dok. JarumJahit.com
Pola Bagian Belakang
A – X = turun 2cm
X – L = panjang punggung = 37cm
X – K = ½ X – L = 37cm : 2 = 18 ½ cm
A – F = 1/6 lingkar leher + ½ cm = (36 cm : 6) + ½ cm = 6 ½ cm
F – X = kerung leher belakang
F – G = lebar bahu = 12cm
G – J = turun 4 cm
F – J = lebar bahu = 12cm
X – H = turun 9cm
H – I = ½ lebar punggung = 35cm : 2 = 17 ½ cm
K – E = ¼ lingkar pinggang – 1cm = (84cm : 4) – 1cm = 20cm
J – I – E = kerung leher belakang
L – N = ½ lingkar pinggang – 1cm + kupnat = (64cm : 4) – 1cm + 2cm = 17cm
Hubungkan titik E – N
L –L 1 = 1/10 lingkar pinggang = 64cm : 10 = 6,4 (dibulatkan menjadi 6 ½ cm)
L1 –N1 = lebar kupnat = 2cm
Titik O turun 3cm sampai 4cm dari garis K – E
Ukuran Lengan untuk Pola Lengan Metode Dressmaking
Setelah berhasil membuat pola dasar baju, kemudian lanjutkan dengan membuat pola dasar lengan dengan metode yang sama. Ukurlah terlebih dahulu bagian-bagian lengan sehingga diperoleh hasil pengukuran yang dibutuhkan.
Berikut ini contoh hasil pengukuran lengan.
1. Panjang lengan, 55cm
2. Lingkar kerung lengan, 42cm
3. Tinggi puncak, 12,5cm
4. Panjang siku, 29cm
5. Lingkar siku, 32cm
6. Lingkar pergelangan, 26cm
Membuat Pola Dasar Lengan Metode Dressmaking
Jika ukuran-ukuran bagian lengan sudah didapatkan, selanjutnya ikuti langkah-langkah berikut ini untuk membuat pola dasar lengan dengan metode dressmaking.
A – B = tinggi puncak = 12 ½ cm
A – C = panjang siku = 29cm
A – D = panjang lengan = 55cm
B – E = B – F = ½ lingkar kerung lengan – 2cm sampai 3cm = (42cm : 2) – 2cm = 19cm
C – L = C – M = ½ lingkar siku = 32cm : 2 = 16cm
D – N = D – O = ½ lingkar pergelangan = 26cm : 2 = 13cm
E – F dibagi 6 bagian yang sama : E – Q, Q – P, P – B, B – R, R – S, S – F
Buatlah garis bantuan A – E dan A – F
T – U = turun 1 ½ sampai 2cm
V – W = naik 1 ½ cm sampai 2cm
Garis yang menghubungkan titik A – W – U – E adalah kerung lengan depan
X – Y = naik 2cm sampai 2 ½ cm
Z – K = turun ½ cm
A – Y – K – F adalah kerung lengan belakang
Foto: dok. JarumJahit.com
Nah, sangat menarik sekali mempelajari metode-metode pembuatan pola. Anda bisa membandingkan metode mana yang lebih mudah untuk digunakan. Anda juga bisa menggunakannya sesuai dengan kelebihan metode tersebut. Selamat mencoba!
Komentar Terbaru