Rok adalah bagian bawah gaun atau pakaian terpisah yang dipakai untuk membalut bagian pinggang ke bawah. Rok yang paling sederhana bisa dibuat dari selembar kain yang dililitkan dipinggang atau biasa disebut pareo. Model rok mengalami perkembangan seiring kemajuan dunia fashion. Tentu saja berbagai variasi rok berakar dari pola dasar rok. Karena itu, kuasai pola rok dasar agar bisa membuat beragam model rok.

Sejarah dan Perkembangan Rok

Sebagai cara yang paling sederhana untuk menutup tubuh bagian bawah, rok sudah dikenal sejak zaman prasejarah. Fakta ini dibuktikan dengan temuan patung-patung budaya Vinca yang dibuat sekitar 5700SM – 4500SM. Patung-patung dari awal zaman tembaga ini menampilkan sosok-sosok wanita yang menggunakan pakaian seperti rok.
Bukti lainnya berasal dari Armenia yakni temuan sebuah rok jerami yang diperkirakan berasal dari 3900SM. Rok jerami telah menjadi pakaian standar untuk wanita maupun pria di semua budaya kuno di Timur Dekat dan juga Mesir.

Memasuki abad pertengahan, kemajuan menenun dan menjahit memungkinkan kaum pria mulai mengenakan celana panjang dan juga celana ketat. Sedangkan untuk kaum wanita, ada banyak pilihan busana yang bisa dikenakan. Rok mulai dibuat mengikuti garis tubuh dan dirancang terpisah dari atasan.
Di era Victorian, gaun masih mendominasi dan etika mengenakan busana masih sangatlah ketat. Namun diakhir 1890-an perubahan mulai terlihat tepatnya saat kaum wanita semakin aktif melakukan berbagai kegiatan seperti naik sepeda. Di awal era Edwardian, rok dan jaket telah dibuat terpisah dan aturan berbusana pun lebih longgar dibanding era Victorian.

Di abad 20, rok mengalami perkembangan yang sangat pesat. Variasi-variasi rok baru bermunculan, baik panjang rok maupun modelnya. Demam rok pun terjadi di berbagai belahan dunia, mulai dari rok model hobble di tahun 1910-an hingga rok mini di tahun 1960-an. Revolusi rok yang sesungguhnya terjadi pada 1960-an, saat kaum wanita memiliki kebebasan untuk menentukan panjang rok yang ingin dikenakan. Sejak saat itu pula, rok mini menjadi bagian dari busana wanita yang tak terpisahkan.

Apa Saja Jenis Kain Bahan untuk Rok?

Demi kenyamanan dan juga keindahan, tak semua bahan bisa dipilih untuk dijahit menjadi rok. Ada beberapa kain yang direkomendasikan untuk dijadikan rok. Berikut ini beberapa referensi kain untuk rok.

1. Kain Katun

Kain katun menjadi pilihan ideal untuk rok karena super nyaman dan adem terutama pada saat cuaca sedang panas. Selain itu, jenis kain katun terbilang tahan lama dan mudah perawatannya. Dari segi pengerjaan, kain katun mudah dipotong dan mudah pula dijahit. Untuk mendapatkan kain katun yang bagus, cobalah raba permukaannya. Kain katun yang bagus memiliki permukaan yang lembut dan halus ketika diraba. Sedangkan kain katun yang kurang bagus biasanya terasa agak kasar atau kadang muncul semacam tepung yang beterbangan ketika permukaannya disentuh.

2. Kain Denim

Untuk rok casual, kain denim bisa menjadi pilihan yang tepat. Kain denim terbuat dari serat kapas yang ditenun dan memiliki tekstur kasar. Ada beberapa jenis kain denim yang bisa ditemukan di pasaran saat ini. Pilihan warnanya pun semakin beragam, tak hanya warna biru dongker saja. Misalnya kain denim hitam, blue black, biru medium hingga biru terang. Jika ingin membuat rok dengan tampilan yang lentur, jenis soft denim yang lebih lembut bisa dipertimbangkan.

3. Kain Linen

Kain linen punya daya serap yang cukup baik sehingga cocok dikenakan untuk daerah-daerah beriklim tropis seperti di Indonesia. Kain linen terbilang kuat dan tahan lama seperti halnya kain katun. Namun perlu diingat, kain linen memiliki tekstur keriput yang banyak dan tidak mengikuti bentuk tubuh karena sedikit kaku. Pilih kain linen yang berkualitas supaya rok terlihat rapi dan berkelas.

4. Kain Velvet

Kain velvet dikenal juga dengan sebutan kain beludru. Tampilan kain ini sangat mewah dengan permukaan lembut berbulu dan sedikit mengkilap. Teksturnya yang jatuh membuat kain velvet sangat cocok menjadi bahan rok untuk acara-acara istimewa. Gelombang-gelombang lembut kain velvet akan jatuh dengan sempurna di bawah pinggang.

5. Kain Satin

Jika berencana membuat rok untuk keperluan pesta, maka kain satin bisa jadi pilihan favorit. Kain satin permukaannya mengkilap, licin, rata dan halus. Kain satin juga sangatlah ringan dan jatuh saat digunakan. Untuk rok, kain satin akan menampilkan kesan anggun dan mewah untuk penggunanya. Jika ingin mendapatkan jenis kain satin yang lebih kaku, pilihlah jenis kain satin bridal. Kain satin bridal termasuk jenis kain satin berkualitas tinggi, tebal, tak mudah robek, mengkilap dan berkesan mewah.

6. Kain Lace

Kain lace dikenal juga sebagai kain renda brokat. Motif rendanya sangat beragam, begitu pula dengan variasinya. Kain lace ini menampilkan kesan cantik, feminim dan romatis. Karena itulah, para perancang gaun pengantin sangat menyukai bahan yang satu ini. Untuk rok, biasanya kain lace dipadukan dengan kain lain sebagai pelapisnya mengingat kain lace ini bahan dasarnya semacam jaring yang transparan dan elastis sehingga membentuk lekuk tubuh.

kain untuk rok

(foto: unsplash.com/@jancanty)

Ukuran yang Diperlukan untuk Pola Dasar Rok dan Cara Pengukurannya

Untuk membuat pola dasar rok, ada beberapa ukuran yang diperlukan. Untuk melakukan pengukuran ini, siapkanlah pita meteran dan juga ban petar. Ban petar atau tali pengikat adalah alat bantu untuk mengambil ukuran badan. Biasanya ban petar diikatkan pada lingkar pinggang, lingkar pinggul dan lingkar badan. Kemudian lakukan pengukuran dengan mengikuti arahan berikut ini.

1. Lingkar pinggang, untuk mengukur lingkar pinggang ukurlah sekeliling pinggang pas.
2. Tinggi pinggul, untuk mengukur tinggi pinggul ukurlah dari bawah ban petar pinggang sampai batas panggul.
3. Lingkar panggul, untuk mengukur lingkar pinggul ukurlah sekeliling panggul atau bahan bawah yang terbesar dan diukur pas. Lalu tambahkan 4 cm atau diselakan 4 jari.
4. Panjang rok muka, sisi dan belakang diukur dari bawah ban petar hingga panjang yang diinginkan.

pengukuran untuk pola rok

(foto: dok JarumJahit.com)

Berikut ini contoh hasil pengukuran yang diperoleh. Selanjutnya dari hasil pengukuran ini bisa dibuat pola dasar rok dengan skala ΒΌ.

  • Lingkar pinggang = 64 cm
  • Lingkar pinggung = 88 cm
  • Tinggi Pinggul = 20 cm
  • Panjang rok = 62 cm

Baca juga: Pola Dasar Rok A-line yang Cocok untuk Dikenakan ke Kantor ataupun Kegiatan Sehari-hari!

Pola Dasar Rok Metode So-En dan Keterangan Pola

Pola dasar rok metode So-En berasal dari Bunka Fashion College. Bunka Fashion College merupakan sebuah sekolah menjahit baju barat yang didirikan Isaburo Namiki di Jepang pada tahun 1919. Perkembangan sekolah menjahit ini begitu pesat dan kreasi pola-pola pakaiannya tersebar ke berbagai negara. Sampai kini pun pola-pola tersebut masih digunakan. Salah satunya pola dasar rok So-En ini.

Pola-pola So-En memiliki ciri khas yakni adanya kupnat pada pinggang muka dan juga pinggang belakang. Ukuran kupnatnya cukup lebar sehingga sangat cocok bagi mereka yang bertubuh besar.
Untuk pola dasar rok So-En, digunakan hasil pengukuran sebagai berikut.

  • Lingkar pinggang –> 70 cm
  • Lingkar panggul –> 100 cm
  • Tinggi panggul –> 19 cm
  • Panjang rok –> 60 cm

pola dasar rok soen

(foto: dok JarumJahit.com)

Keterangan Pola Muka Rok Metode So-En

a-b –> 2 cm
a-c –> tinggi panggul
a-d –> panjang rok
hubungkan titik b-d garis putus titik atau tanda lipatan (garis tengah muka)
a-a’ –> 1/4 lingkar pinggang ditambah 1cm, ditambah 3cm (kupnat)
hubungkan titik b-a’ (garis pinggang) memakai garis lengkung
c-c’ –> 1/4 lingkar panggul ditambah 1cm
hubungkan titik a’-c’ memakai penggaris pangul (sisi bagian panggul)
d-d’ –> c-c’ + 3 cm
hubungkan titik c’-d’ (garis sisi rok)
d’ naik 2 cm
hubungkan titik d’ yang naik 2 cm dengan d memakai penggaris lengkung (garis bawah rok)
b-e –> 1/10 lingkar pinggang +1 cm
e-f –> 3 cm
g –> 1/2 e-f
tarik garis ke bawah dari titik g sepanjang 12 cm (panjang kupnat) disebut titik h
hubungkan titik e-h-f (garis kupnat)

Keterangan Pola Belakang Rok Metode So-En

a-b –> 1 cm
a-c –> tinggi panggul
a-d –> panjang rok
hubungkan titik b-d dengan garis putus titik-putus titik (garis tengah belakang)
a-a’ –> 1/4 lingkar pinggang dikurangi 1cm, lalu ditambah 3 cm (kupnat)
hubungkan titik a’-b garis lengkung (garis lingkar pinggang)
c-c’ –> 1/4 lingkar panggul -1cm
hubungkan a’-c’ dengan memakai penggaris panggul (garis sisi bagian panggul)
d-d’ –> c-c’ + 3 cm
d’ naik 1 cm
hubungkan titik c’-d’ yang sudah naik 1cm (garis sisi rok)
hubungkan pula titik d-d’ yang sudah turun 1 cm (garis bawah rok)
b-e –> 1/10 lingkar pinggang -1 cm
e-f –> 3 cm
g –> 1/2 e-f
tarik garis ke bawah dari titik g sepanjang 12 cm (panjang kupnat) disebut titik h
hubungkan titik e-h-f (garis kupnat)

Pola Dasar Rok Metode J.H.C Mayneke dan Keterangan Pola

Selain pola-pola So-En, ada lagi pola-pola yang tak kalah populer yakni pola-pola Mayneke. Jika pola So-En berasal dari Jepang, maka pola Mayneke ini berasal dari Belgia dan ditemukan oleh J.H.C Mayneke. Adapun ciri khas pola ini yakni penggunaan lebih dari satu kupnat. Kupnat yang digunakan meliputi kupnat bahu depan, kupnat bahu belakang dan kupnat pinggang. Dengan adanya kupnat-kupnat ini, maka pola Mayneke sangat cocok untuk membuat busana pas badan, termasuk kebaya, gaun dan lingerie.

Untuk pola dasar rok Mayneke digunakan hasil pengukuran sebagai berikut:

  • Lingkar pinggang –> 66 cm
  • Tinggi panggul –> 16 cm
  • Lingkar panggul –> 96 cm
  • Panjang rok –> 50 cm

pola dasar rok mayneke

(foto: dok JarumJahit.com)

Keterangan Pola Muka Rok Metode Mayneke

Mulailah menggambar pola muka rok metode Mayneke dari titik A
A-B –> panjang Rok
A-C –> tinggi panggul
A-A1 –> 1/4 lingkar pinggang ditambah 1cm (membedakan pola muka dan belakang) lalu ditambahkan 3 cm (untuk Kupnat)
A1-A2 –> 1,5 cm
hubungkan titik A dengan A2 memakai garis pola lengkung atau penggaris panggul
A-D –> 1/10 lingkar pinggang
D-D1 –> 3 cm
titik D dan D1 dibagi (menjadi garis tengah kupnat) dua tarik garis lurus ke bawah menjadi titik D2
sepanjang 12 cm
hubungkan titik D-D2-D1
C-C1 –> 1/4 lingkar panggul ditambah 1 cm
B-B1 –> C-C1
B1-B2 –> 3 cm
B2-B3 –> 1,5 cm
hubungkan titik A2-C1 memakai penggaris lengkung atau penggaris panggul
hubungkan titik C1-B3 memakai penggaris lurus
hubungkan titik B3-B memakai penggaris lengkung atau penggaris panggul
hubungkan titik B-A sebagai garis tengah muka

Keterangan Pola Belakang Rok Metode Mayneke

Pada metode Mayneke ini, pola rok bagian belakang sama dengan pola rok bagian muka. Perbedaannya terletak hanya pada ukuran linggkar pinggang dan ukuran linggkar panggul. Ukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul pola rok bagian muka lebih besar 2 cm daripada ukuran rok pola belakang. Sedangkan bentuk garis, garis pinggang dan garis bawah rok sama dengan pola bagian muka. Karena itulah pola rok bagian belakang dibuat dari pola rok bagian muka.

Untuk membedakan kedua pola ini cukup dengan membedakan garis tengah muka (TM) pada pola muka sebesar 2 cm. A geser ke E–> 2 cm dan B geser ke F -> 2 cm. Hubungkan titik E dan f dengan garis lurus menjadi garis tengah belakang (TB) untuk pola bagian belakang.

Bila hendak membuat pola muka rok dan pola belakang rok pada kertas yang berbeda, sebaiknya salah satu pola dipindahkan atau dijiplak. Disarankan sebaiknya yang dipindahkan atau dijiplak adalah pola bagian belakang. Ketika menjiplak pola, wajib diperhatikan posisi garis tengah belakang (TB). Garis tengah belakang (TB) harus berada pada posisi tegak lurus. Adapun garis pinggang, garis sisi dan bawah rok dapat menyesuaikan dengan pola rok bagian muka.

Nah, baik pola dasar rok So-En maupun Mayneke memiliki keunggulannya masing-masing. Anda bisa memilih salah satu pola dasar tersebut sesuai dengan kebutuhan. Selamat mencoba!

Baca juga: Referensi Berapa Meter Kain untuk Setiap Model Pakaian!