Saya sudah mengenal sulaman kristik sejak kecil. Teringat saat saya terbangun di tengah malam dan melihat ibu masih duduk di ujung ranjang sambil menyulam kristik. Hasil karya ibu saya banyak menghias dinding rumah kami, dibingkai pigura dan diberi kaca. Saya pun tertarik untuk mencoba sulaman ini. Ternyata cukup mudah. Di usia 10 tahun saya sudah mulai membuat beberapa karya kecil. Selain sebagai hiasan dinding, pola-pola sulam kristik juga bisa ditambahkan di tepian taplak meja, tepian sarung bantal ataupun di tepian baju atau rok.
Apa Itu Sulaman Kristik?
Sulam kristik (Bahasa Inggris: cross stitch, Bahasa Belanda: kruisstee) adalah bentuk tertua dari bordir. Seni menyulam ini menggunakan tehnik tusuk silang. Satu titik jahitan atau satu titik sulaman memiliki warna. Setiap jahitan dihitung cermat ke setiap arah dan koordinat sehingga nantinya susunan warna-warna ini membentuk gambar.
Umumnya sulam kristik dilakukan dengan berpedoman pada pola atau rancangan yang memberi arahan jumlah titik sulaman dan warna yang harus digunakan agar mendapatkan hasil sulaman yang indah. Adapun hasil sulam kristik bisa menyerupai foto atau lukisan. Karena dikerjakan dengan tangan, kerajinan ini memiliki nilai seni yang tinggi.
Baca Juga: Tehnik Dasar Menyulam untuk Pemula, Lengkap Dari Awal
Benang Apa yang Digunakan untuk Sulaman Kristik?
Ada beragam benang yang bisa digunakan untuk sulam kristik. Produsen benang kristik yang paling populer adalah DMC. DMC yang diproduksi di Mulhouse, Perancis menawarkan lebih dari 360 warna benang untuk keperluan menyulam kristik. Setiap benang keluaran DMC ini memiliki kode warna dan penamaan sendiri. Pilihan lainnya adalah benang kristik merek Rose buatan Cina yang lebih tebal dari benang jahit biasa.
Apa Itu Kain Strimin?
Selain benang warna, sulaman kristik juga membutuhkan kain strimin sebagai media sulam. Kain strimin adalah jenis kain yang memiliki tekstur lubang berjajar. Kain untuk menyulam kristik tersedia dalam beragam pilihan warna dan ada pula yang menawarkan kain bergradasi warna.
Kain kristik memiliki beragam kode, misalnya 11 CT, 14 CT dan seterusnya. Angka pada kode tersebut tak lain menunjukkan jumlah lubang dalam 1 inchi kain. Misalnya kain kristik berkode 11 CT, maka artinya terdapat 11 lubang dalam 1 inchi.
Semakin besar angka pada kode CT, maka semakin kecil pula jarak antar lubang kain. Karena itu pula, sulam kristik pada kain dengan CT tinggi akan menghasilkan gambar yang lebih detil. Tetapi tentu saja proses pembuatannya pun menjadi lebih rumit sehingga membutuhkan ketelatenan.
Bagaimana Cara Menghitung Kebutuhan Kain Sulam Kristik?
Setiap pola sulam kristik tentunya membutuhkan luas kain yang berbeda-beda. Pada setiap pola kristik dilengkapi dengan keterangan yang menunjukkan jumlah titik koordinat. Misalnya saja pola A bertuliskan 200W x 300W. Artinya pola A ini terdiri dari 200 titik berderet horizontal dan 300 titik berderet vertikal. Ukuran hasil pola tersebut jika diaplikasikan pada kain kristik bergantung pada nilai CT.
Nah, untuk menghitung panjang kain dalam centimeter, gunakan rumus (( w/ ct) * 2.54) + 10. Sedangkan untuk lebar kain dalam centimeter, pakailah rumus (( h/ ct) * 2.54) + 10. Adapun tambahan 10cm nantinya digunakan untuk tambahan pigura dan dibulatkan ke atas.
Sebagai contoh, jika pola A memiliki keterangan W: 200 dan H: 300 dan menggunakan kain kristik CT 14, maka penerapan rumus untuk menghitung kebutuhan kain adalah ((200/14 * 2.54) + 10 = 47cm dan ((300/14 * 2.54) + 10 = 65cm.
Jika ukuran kain untuk sulaman ini sudah diperoleh, sebaiknya jahit tepian kain untuk menghindari kerusakan akibat sering dipegang atau ditekuk. Pinggiran kain sulaman ini bisa disulam zig zag atau jika memiliki mesin serger, tepian kain bisa dikelim dengan menggunakan mesin serger. Cara lainnya, tepian kain bisa ditambahkan dengan isolasi.
Jarum Apa yang Digunakan untuk Sulaman Kristik?
Jarum untuk sulam kristik adalah jarum tapestri dengan ujung tumpul dan mata jarum lebih besar dari jarum jahit biasa. Kerajinan sulam kristik ini tak membutuhkan jarum berujung runcing karena media kain yang digunakan memiliki serat dan lubang yang lebar. Ukuran jarum yang cukup besar ini juga mencegah timbulnya rasa sakit di tangan saat digunakan untuk menyulam.
Apakah Harus Menggunakan Pemidangan?
Pemidangan atau hoop tidak harus digunakan dalam proses menyulam kristik. Tetapi bagi para pemula, penggunaan pemidangan ini akan memudahkan proses menyulam. Untuk memakai pemidangan, pertama-tama lepaskan baut untuk memisahkan dua lingkaran pemidangan. Letakkan lingkaran pemidangan bagian dalam atau lingkaran yang polos (lingkaran tanpa baut) pada permukaan yang rata. Misalnya saja di atas meja. Letakkan kain di atas pemidangan tersebut dan pastikan titik tengah kain berada tepat di tengah pemidangan.
Selanjutnya, letakkan lingkaran pemidangan bagian luar di atas kain. Tekan lingkaran luar ini ke bawa sehingga kain terjepit di antara kedua lingkaran pemidangan. Dengan lembut, tarik kain saat baut pemidangan dikencangkan. Ingat, jangan menarik kain terlalu kencang untuk menghindari kain bergelombang.
Bagaimana Cara Membaca Pola Sulaman Kristik?
Pola sulaman kristik berisi semua informasi yang kalian butuhkan untuk membuat sulaman dari awal hingga akhir. Kotak-kotak pada pola mewakili tekstur kotak-kotak pada kain. Sedangkan warna pada setiap kotak menunjukkan setiap titik sulaman. Kotak warna juga mewakili warna benang yang harus kalian gunakan. Perhatikan keterangan pada pola untuk melihat simbol-simbol detil warna.
Bagaimana Langkah Membuat Sulaman Kristik?
Sulaman kristik biasanya dimulai dari baris ke baris dari arah kiri ke kanan. Berdasarkan pola yang ingin dibuat, kalian bisa menentukan pada bagian mana sulaman akan dimulai. Sebaiknya mulailah menyulam pada titik tengah pola untuk memastikan objek pada pola nantinya tepat berada di bagian tengah kain. Biasanya terdapat tanda panah di tepian pola yang menandai titik tengah pola.
Jika sudah ditentukan, siapkan benang dan potong sepanjang 45 cm. Hindari memotong benang terlalu panjang sebab benang yang terlalu panjang akan memicu terjadinya benang kusut saat menyulam dilakukan. Hindari juga mengikat atau menyimpulkan ujung benang. Biarkan kedua ujung benang begitu saja. Sebab mengikat ujung benang akan menimbulkan tonjolan yang cukup mengganggu hasil akhir sulaman.
Bila benang sudah terpasang pada jarum, mulailah tusukkan jarum dari bagian belakang kain ke arah depan melalui satu buah lubang pada kain. Pada jarak kira-kira 1 inchi, tusukkan jarum ke arah belakang. Selanjutnya, tusukkan jarum melalui sebuah lubang dengan arah diagonal dari titik sebelumnya untuk membuat sulaman miring. Pastikan kalian menahan ujung benang di bagian belakang kain agar ujungnya tidak tertarik keluar dan lepas.
Mulailah untuk membuat sulaman kedua dengan menusukkan jarum melalui sebuah lubang yang berada tepat di bawah lubang yang terakhir digunakan. Sebelum kalian menarik benang sulaman dengan kencang, balikkan kain sulaman dan pastikan ekor benang terjepit di antara sulaman yang dibuat.
Lanjutkan menyulam sepanjang baris untuk membuat serangkaian sulaman miring. Jika sudah, ke arah sebaliknya buatlah sulaman miring sehingga terbentuk sulaman kristik berbentuk silang. Terus ulangi langkah-langkah tersebut hingga potongan benang sulaman habis atau mencapai jumlah sulaman sesuaipola. Untuk mengakhiri sulaman, di bagian belakang kain selipkan benang di antara setidaknya tiga titik sulaman untuk mengamankan ujung benang.
Tips Menyulam Kristik
Menyulam kristik memang terbilang gampang. Namun para pemula seringkali menghadapi sedikit kesulitan. Nah, agar kegiatan menyulam kristik nyaman dengan hasil yang memuaskan, sebaiknya simak beberapa tips berikut ini.
1. Tariklah benang dengan kekuatan yang pas. Hindari menarik benang terlalu kuat agar kain tidak berkerut. Hindari pula menarik benang terlalu lembut atau longgar, sebab hal ini akan menyebabkan munculnya celah yang mengganggu keindahan hasil sulaman. Sulaman haruslah tampak rata mendatar. Hanya dengan berlatih terus menerus, kalian akan menemukan tarikan benang yang pas.
2. Hindari membuat lompatan panjang di belakang kain, sebab hal itu akan terlihat dari bagian depan kain. Jika lain hendak berpindah tempat dengan warna benang yang sama namun jaraknya cukup jauh, sebaiknya putuskan benang dan mulaikan dari awal pada titik yang baru.
3. Sebaiknya lengkapi kebutuhan sulam untuk satu pola sebelum mulai menyulam. Sebab benang sulam terkadang memiliki sedikit perbedaan warna pada pembelian yang berbeda.
4. Saat menyulam, benang sulam akan sering terpuntir. Karena itu, sesekali lepaskanlah benang dari jarum dan biarkan benang menggantung bebas agar bisa kembali ke bentuk semula.
5. Jangan terlalu tegang! Menyulam adalah kegiatan yang menyenangkan dan akan melatih ketekunan serta kesabaran kalian. Karenanya, janganlah terlalu tegang dan nikmati proses menyulam. Selamat mencoba!
Komentar Terbaru